Thursday, January 16, 2014

I Love Gym



Abil 


Hari itu hujan turun cukup deras. Aku terjebak di sebuah pusat kebugaran tempat biasa aku berolah raga. Oh ya namaku Abil, mahasiswi berumur 22 tahun. Aku menyukai angkat beban, ditambah disini banyak orang orang baik yang membantuku. Namun ada satu pria yang menarik perhatianku, Valen. Seorang pria blasteran belanda Indonesia. Yaa... dia memang cukup terkenal diantara member perempuan disini.
“ wah mbak, masih hujan nanti saja pulangnya, saya masih disini kok beresin administrasi gym”, Ujar mbak nita resepsionis gym.
“Gpp nih mbak nit ? waaah kalo boleh mah saya seneng seneng aja”,
“Iya saya bisa sampe jam 1 an mbak, maklum banyak kerjaan tertunda nih habis libur panjang”,kami mengobrol sebentar. Lalu aku berpamitan kepadanya untuk mandi di atas.
Sedikit kesal tempat steam di kamar mandi perempuan sedang rusak. Padahal aku ingin sekali steam. AKu melongok ke arah jam, sudah menunjukkan pukul 9. Disana hanya tersisa aku dan mbak nita dibawah. Hmmm.. aku berfikir untuk menyelonong ke steam pria, lampu lampu sudah dimatikan pasti sudah tidak ada orang yang melihat.
Aku mengambil handuk lalu mengendap masuk dan melongok perlahan ke kamar mandi pria, tidak ada orang, aku tersenyum lebar.Aku menekan tombol on di pintu masuk. Setelah 5 menit aku duduk, ternyata tampaknya steam di kamar mandi pria juga rusak. Tidak ada rasa panas, hanya hangat. Aku berdiri dan melilitkan handuk di leherku. Betapa terkejutnya aku ternyata saat aku keluar ada seorang pria berdiri membelakangiku.
“ UPPS...MAAF.. itu... eee.. anuu... kamar.. mandi.. eh maksudnya steam di kamar mandi wanita rusak, aku pikir disini berfungsi”, pria yang hanya memakai handuk di pinggangnya membalik badan. Semakin terkejut aku , ternyata itu valen.
“ Oh.. it’s okay. Disini juga rusak kayanya “ , aku mengangguk pelan. Entah mengapa aku tidak langsung keluar dari situ.
“ Aku pikir udah ga ada orang lagi”, dia tersenyum kecil dan menaikkan satu alisnya.
“ Well,, I’m still here right”, aku mengangguk lagi.
“ so.. kayanya aku balik ke kamar mandi perempuan lagi”, ia tersenyum lalu mengangguk.
“ Hey, nama kamu Abil kan ? “, tanyanya menghentikan langkahku.
“ Yap..”, aku berbalik lalu kembali berjalan keluar. Hatiku berdegup kencang. Ah gila, Badan valen begitu sempurna. Baru kali ini aku melihatnya. Aku meraba tubuhku, mencari kunci loker. Ahh sial tertinggal diruang steam pasti.
“ Permisi...”, aku melongok. Valen masih duduk di wastafel
“ Aku mau ambil kunci”, aku menunjuk ruang steam. Ia mengangguk lalu berjalan ke arahku dan masuk ke ruang steam. Saat ia membuka pintu steam terlihat uap keluar, walaupun tak sebanyak biasanya. Tampaknya ia kesulitan mencari kunciku. Akhirnya aku masuk ke dalam ruangan berkaca itu.
“ ini kunciku. “ , aku menemukannya di sudut tempat duduk kayu. Valen duduk disampingku.
“ terima kasih”, ujarku ringan. Ia menatapku.
“ Shit..”, ucapku. Ia tampak sedikit terkejut dengan kataku. Aku berdiri dan langsung duduk di pangkuannya menghadap wajahnya. Beberapa hari ini aku menghabiskan waktu menahan hormone yang memancing libidoku naik. Aku menjambak rambut valen dan melumat bibirnya.
“ Mmmmmmhhh “ , aku menikmati setiap inchi bibir valen. Kupikir aku akan ditolaknya, kepalang terjadi aku tak berpikir dua kali.
“ Finally “ , ia tersenyum lagi. Entah apa maksudnya. Tiba tiba valen menciumi leherku. Ia mengigit leherku, ruangan steam tak terlalu panas membuat tubuhku basah.
“ Mmmmhh... feels good len”, tubuhku bergetar. Libidoku sudah tak bisa lagi ditahan. Aku mencengkram tangan kekar valen. Valen menatapku dalam dalam dan menarik tanganku. Ia mengajakku ke ruang kosong di lantai 4. Disana ada banyak matrass untuk berolah raga. Ia menindih badanku di atas matras.
“ MMhhh... shit... enak banget len... gigit terus”, racauku. Valen mengigit daun telingaku, leher hingga payudaraku yang masih terbungkus sport bra. Ia melepas sport braku dengan kasar. Tampaknya ia sudah terpancing suasana. Valen diatasku menjilat seluruh bagian atas tubuhku.
“ Awww.. sakiit..ummmhh enakk len... lagiii”, rengekku manja. Ia mengigit putingku dan menghisap payudaraku dengan kencang. Rasa sakit dan nikmat beradu rasanya. Aku tak mampu lagi menahan.
Jemari valen turun menyusurui perutku dan menggeseknya di vaginaku . Celanaku terasa basah rasanya.
“ Uhh.. toket kamu enak banget bil” , valen tak melepaskan mulutnya dari payuudaraku. Tangannya yang menggosok vaginaku membuatku membuka selangkanganku.
“ Uuhhh.... Len... masukkin jari..”, valen menyusup kedalam celanaku. Ia menggosok klirotisku dengan kencang. Aku kelojotan dibuatnya. Tubuhku menegang ke segala arah.
“ ARHHHHHH... LENN TERUSS”, teriakku. Kakiku melingkar ke tubuhnya. Kocokan 2 jarinya semakin kencang dalam vaginaku, lidahnya terus bermain di payudaraku.
“ AAAAWWW”, Valen terhenti sesaat cairan kluar dari vaginaku. Ia menjambak rambutku dan menyuruhku duduk. Ia melepaskan handuk dari lilitan pinggangnya. Aku ternganga melihat ukurannya, SUPER BESAR.
“ ummm, terus bil”, aku memasukkan setengah batangnya kemulutku. Terasa hingga ke ujung tenggorokkanku. Aku mengulumnya, mengocok penis valen. Seperti orang kesetanan aku terus menjilati penisnya. Tak puas dengan itu aku mengapit penisnya di tengah payudaraku berukuran 34D. Setiap ujung penisnya muncul aku meludahinya dan membuatnya semakin licin dipayudaraku.
“ COME HERE YOU BITCH”, ia mendorongku dan menarik celanaku dengan buas.
“ MMMhhhh YEESSS LEN... LICK IT!! “, lidahnya menyapu bibir vaginaku. Aku dibuat merinding olehnya. Tubuhku bergerak kesana kemari menikmati sensasi dari lidahnya.
“UUUHHH YEESSS LAGII BABYY”, rengekku lagi. Ia memasukkan lidahnya ke dalam lubang vaginaku. Rasanya sangat nikmat. Aku memejamkan mataku dan mengapit kepalanya dengan kakiku.
“ UUUHH ...” , sluuurppp.. terdengan basahh sekali vaginaku.
“ SSS.... Va... ohhh baby... valleeennn”, aku berteriak kencang setelah 5 menit valen mengulum vaginaku. Orgasmeku kedua akibat lidahnya. Penis valen sudah tinggi sekali dan besar. Tegang menanti lubang vaginaku.
Valen berdiri dan menyeret matras yang aku tiduri ia meletakkanku dekat perlatan martial arts.
“ sshhh”, valen memegang bibirku saat aku ingin protes. Ia mengikatku di sebuah besi.
“AHHH VALENN... “ valen menjilat vaginaku lagi sembarii mengocok penisnya.
Ia memutar tubuhku hingga aku menungging membelakanginya. Ia meraba raba lubang vaginaku. 
“ Ayoo cepet lenn.. aku ga tahan”, desakku tak sabar ingin menikmati penisnya.
“ Oohhhh “ , erangnya pelan memasukkan kepala penisnya.
“ Sempit banget vagina kamu bil”,
“ UUUHhHH teruuus lenn.. enaaakk”, valen mencabut kembali dan memasukkan setengahnya saja. Terasa tubuhku kaku menahannya
“ masukkiin please”, ucapku memohon seperti anak kecil. Valen tertawa, ia mempermainkanku seperti itu selama 5 menit.
“ PLEASE VALEEN I WANT YOUR DICK!!”, aku berteriak. Sontak saja valen menghujamkan penisnya dalam dalam
“ AAAHHHHH”, desah kami berdua. Aku berteriak menahan sakit dan nikmat. Ia mendorong penisnya semakin cepat
“ UUHh yeahh lenn.. uuhhhh... fuck me”, plok plok plook plok.. suara pantat kami beradu ditambah suara gesekan penis dan vaginaku rasanya membuatku menggila.
‘ UUUUU... FUUUCK”, erang valen. Ia memukul pantatku.
“ UUHHH yeahh baby”, ucapku.
“ AAA... SAAA... SAKIT.... AAHHH... ENAAAAAAKkk... TERUSS LEN”, kecepatan penetrasi valen menambah. Rasanya seperti terkocok vaginaku. Penisnya masuk hingga terkena rahimku.
Ia melepas penisnya dan membalikkan tubuhku. Diangkatnya pantatku dan di dorongnya kakiku ke atas. Ia meludahi vaginaku beberapa kali
“ Uuhh... yeahhh come on fuck me again.. aku mau penis kamu lagii”, rengekku manja. Tanpa basa basi valen memasukkan penisnya dan menggenjotku sekencang mungkin. Gila ini kekuatan orang yang biasa olah raga mungkin.
“ AAAAHHH LENN... AKUUUUUU... UUUUUHHH”, aku menjerit sekencangku. Valen tak menghentikan aksinya, ia tetap menghujam vaginaku dengan cepat walaupun terasa semburan dari vaginaku. Aku orgasme lagi?? UHHH SURGA DUNIA!!
“ come on baby..”, Valen mengerang. Sepertinya dia sudah akan orgasme. Ia mencabut penisnya dan menarik rambutku aku bersimpuh dengan tangan terikat . aku membuka mataku dan melihat penisnya yang berwarna pink sudah di depan mulutku. Tanpa disuruh aku mengulumnya. 
“ UUHh .... “, valen menjambakku. Kupikir ia sudah akan keluar. Ternyata ia melepaskan ikatanku dan menarikku ke atasnya..
Aku mengarahkan penisnya ke lubang vaginaku. Aku terbakar nafsu kembali. Aku naik turun secepat ku bisa.
“ UUhhh mmmmppphhh... fuu...ckk.....SO GREAT”, teriakku. Aku meremas payudaraku sendiri. Tak puas dengan gerakanku valen mempercepat ritme goyanganku.
“ OHHH FUCK ... your PUSSY IS LIKE HEAVEN BABY”, aku tersentak saat valen menggosokkan jarinya di klirotisku. Aku menggeliat diatas tubuhnya. Tak lama kemudian ia mendorongku dan menggenjotku dari atas. Ia memasukkan penisnya dengan cepat dan kasar. Membuatku semakin bernafsu.aku mengigit tangannya menahan nikmat yang tidak karuan ini.
“ IM GONNA CUM”, valen mempercepat irama penisnya.
“ AHHH.... AHHH BABYYY... UUHH VALEN... AKUUU...... AHH “ , aku menggeliat . perutku terasa tegang.
“AAAAAAAAAAAAAAAHHHH”, aku berteriak dan menjambak rambut valen. Ia berteriak juga. Kami orgasme bersamaan. Ia menyemburkan spermanya didalam vaginaku bersamaan denganku.
“ohh kamu hebat” , ucapku. Valen mencabut penisnya dan melilitkan handuknya. Ia menggendongku turun. Tanpa sadar kami membiarkan pintunya terbuka. Tapi tak apalah, paling hanya mbak nita yang mendengar kami.
Setelah itu aku mandi dan valen mengantarku pulang. Kami makin sering bercinta dan berpetualang. Kami bercinta tidak hanya di gym, tapi di tempat umum lainnya. Seperti petting di ruang ganti mall dan lainnya. Kini aku dan valen resmi berpacaran.

No comments:

Post a Comment